Teknik radiografi dasar atau biasa di singkat tekrad adalah ilmu yang
mempelajari tata cara pemotretan dengan menggunakan sinar - x ( sinar
Roentgen ) untuk membuat gambar Radiografi ( gambar Roentgen ) yang
baik, yang dapat di pakai untuk menegakkan Diagnosa.
Istilah “memotret” kecuali di kenal dalam Fotografi, juga dikenal dalam
Radiografi. Tetapi untuk membedakan dua hal tersebut maka perlu dilihat
dari tiga hal sebagai berikut :
1. Dalam penggunaan sinarnya, Fotografi menggunakan cahaya biasa sedang
dalam Radiografi yang di gunakan adalah sinar - x ( sinar Roentgen ).
2. Dalam prinsip pemotretannya, Fotografi menggunakan lensa untuk
menangkap cahaya yang di pantulkan oleh obyek, untuk kemudian diteruskan
ke film. Sedangkan dalam Radiografi, sinar - x menembus obyek dan
ditangkap oleh film.
3. Dalam peralatannya, radiografi membutuhkan jenis peralatan yamg lebih besar dan lebih rumit lagi.
1. Pengaturan Pasien :
Dalam melakukan pemotretan, maka pasien perlu diatur sedemikianian rupa
baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian, sehingga memudahkan
pelaksanaan pemotretan pada bagian yang di perlukan. Untuk itu
pengaturan pasien digolongkan dalam dua hal, yaitu :
a. Posisi pasien
Yang dimaksud dengan posisi pasien adalah letak pasien secara
keseluruhan dalam suatu pemotretan. Posisi pasien yang ada adalah antara
lain :
Supine = Tidur terlentang |
Prone = Tidur telungkup |
Lateral = miring menyamping ke kiri / kanan ( membentuk sudut 90o ) |
Oblique = Miring ( membentuk sudut lebih kecil dari 90o )
Istilah oblique pada umumnya merupakan letak atau kedudukan pasien
terhadap film dalam suatu pemotretan. Ada 4 macam kedudukan
oblique,yaitu :
- Right Anterior Oblique ( RAO ). Artinya letak pasien miring dengan tepi kanan depan dekat terhadap film.
- Right Posterior Obique ( RPO ). Artinya letak pasien miring dengan tepi kanan belakang dekat dengan film
- Left Anterior Oblique ( LAO ). Artinya letak pasien miring dengan tepi kiri depan dekat terhadap film.
- Left Posterior Oblique ( LPO ). Artinya pasien miringdengan tepi kiri belakang dekat terhadap film.
a. Posisi obyek
Yang dimaksud dengan posisi obyek adalah letak atau kedudukan dari
sebagian dari tubuh pasien yang perlu diatur dalam suatu pemotretan.
Misalnya seorang pasien akan di foto tangannya, maka yang disebut obyek
adalah posisi dari tangan pasien yang akan di foto. Pada umumnya untuk
mengatur posisi obyek perlu dilakukan suatu pergerakan agar obyek
tersebut berada pada posisi yang dikehendaki. Beberapa istilah
pergerakan yang penting antara lain
Addukasi = gerakan merapat ke tubuh. |
- Fleksio = gerakan melipat sendi.
- Ekstensio = gerakan membuka sendi.
- Eversion = gerakan membuka sendi kaki
- Inversion = gerakan menutup sendi kaki
- Endorotasi = gerakan memutar ke dalam.
- Inspirasi = gerakan menarik napas.
- Ekspirasi = gerakan mengeluarkan nafas
2. Pengaturan Sinar
Sinar - x yang akan digunakan dalam pemotretan perlu di arahkan secara
tepat pada obyek yang akan di foto. Disamping itu kekuatan sinar serta
jumlah sinar perlu diatur agar sesuai dengan besarnya obyek yang akan di
foto. Oleh karena itu maka pengaturan sinar dapat digolongkan menjadi
tiga bagian, yaitu :
Focus Film distance ( FFD )
Jarak antara sumber sinar ( Focus ) ke Film, perlu diatur pada setiap
melaksanakan pemotreta oleh karena hal tersebut akan berpengaruh
terhadap kualitas gambar, factor eksposi dan lain sebagainya. Pada
umumnya FFD untuk pemotretan Radiografi berkisar antara (40 – 180) cm,
tergantung dengan jenis pemeriksaan yang dilakukan. Focus film distance
di bagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Fokus Object Distance ( FOD ) adalah jarak fokus ke objek
2. Object Film Distance ( OFD ) adalah jarak antara objek ke film.
Pengaturan Central Ray ( CR )
Yang dimaksud dengan Central Ray adalah pusat dari berkas sinar yang
digunakan dalam pemotretan. Central ray merupakan garis lurus
tengah-tengah berkas sinar yang menunjukan arah/ jalannya sinar
tersebut. Selanjutnya istilah-istilah arah sinar selalu disebut sesuai
dengan arah datangnya dan perginya sinar. Contohnya sebagai berikut :
Antero-Posterior : sinar dari depan ke belakang |
Postero-Anterior : sinar dari belakang ke depan |
Trans – Lateral : sinar dari tepi yang satu ke tepi yang lain |
- Dorso-Ventral = sinar dari punggung ke perut
- Ventro-Dorsal = sinar dari perut ke punggung
- Dorso-Plantar = sinar dari punggung ke telapak ( tangan/kaki )
- Planto-Dorsal = sinar dari telapak ke punggung ( tangan/kaki )
- Supero-Inferior = sinar dari atas ke bawah
- Infero-Superior = sinar dari bawah ke atas
- Latero-Medial = sinar dari tepi ke tengah
- Medio-Lateral = sinar dari tengah ke tepi
- Caudo-Cranial = sinar dari kaki ke kepala
- Cranio-Caudial = sinar dari kepala ke kaki
- Axial = sinar menuju ke poros sendi
- Tangensial = sinar membentuk garis singgung terhadap obyek.
Selanjutnya didalam pemotretan maka Central Ray akan diarahkan ke suatu
titik pada obyek. Titik tersebut dinamakan “Central Point (CP)”.
3. Pengaturan Faktor Eksposi :
Faktor eksposi ( factor penyinaran ) terdiri dari kV ( kilo volt ), mA (
mili Amper ) dan s ( second ). kV adalah satuan beda potensial yang
diberikan antara katoda dan anoda didalam tabung Roentgen. KV akan
menentukan Kualitas sinar - x yang akan dihasilkan. mA adalah suatu arus
tabung, dan s adalah satuan waktu penyinaran. mAs akan menentukan
kuantitas sinar - x yang dihasilkan.
Besarnya factor eksposi berbeda-beda untuk tiap jenis pemotretan, oleh
karena adanya beberapa factor yang mempengaruhi, antara lain yaitu :
1. Ketebalan obyek
Semakin tebal obyek yang di foto, semakin tinggi factor eksposi yang di butuhkan dalam pemotretan tersebut.
2. Focus Film Distance
Pada penggunaan FFD yang lebih besar, membutuhkan factor eksposi yang lebih tinggi.
3. Tehnik pemotretan yang dilakukan
Misalnya soft tissue technique,high KV technique, membutuhkan factor
eksposi yang berbeda dengan tehnik biasa meskipun pada obyek yang sama.
4. Penggunaan peralatan tertentu
Penggunaan screen film, non screen film, grid, dan lain-lain,
masing-masing akan membutuhkan factor eksposi yang berbeda satu sama
lain.
0 komentar:
Posting Komentar